RUU Kepalangmerahan Masih Dalam Tahap Terima Masukan

28-04-2017 / KOMISI IX

Anggota Komisi IX DPR RI Okky Asokawati mejelaskan, RUU Kepalangmerahan yang dibahas Komisi IX masih terus melakukan melakukan rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan stakeholder terkait guna merima masukan, baik mengenai lambang, hukum internasional dan juga keterlibatan organisasi kemanusian yang ada selain Palang Merah Indonesia (PMI) dan Bulan Sabit. 

 

“Sampai sejauh ini memang pembahsan mengani RUU Kepalangmerahan masih dalam taraf mendengarkan beberapa masukkan dari stakeholder,” jelas Okky usai RDPU dengan  Dirjen Yayasan Kemenkes RI, Dirjen HPI Kemenlu RI, Tagana Kementerian Sosial RI di Ruang Rapat Komis IX DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (27/04/2017). 

 

Lebih lanjut, Okky mengatakan, dalam rapat tercuat hal-hal yang dikhawatikan beberapa organisasi kemanusiaan yang sudah ada selain PMI dan Bulan Sabit. Yaitu keberadaan organisasi ini di dalam RUU nantinya, sebab yang diakui RUU ini hanya TNI dan PMI.  Hal ini dikhawatirkan akan mendiskriminasikan mereka (organisasi kemnausaian) lainnya. 

 

“Oleh karenanya dalam pembahasan ini yang harus dicari adalah apakah NGO itu akan bergabung dalam PMI, menjadi suatu konfederasi, atau mereka diakui keberadaan tapi ketika bekerja keluar menggunakan satu lambang. Ini yang masih perlu dicari titik tengahnya,”kata Okky. 

 

Selain itu menggenai lambang, lanjut politisi PPP itu masih menjadi pembahasan, karena  satu negara harus menggunakan satu lambang. “Kalau menurut Ketua Umum PMI Pak Yusuf Kalla saat rapat waktu itu, tidak masalah menggunkan lambang recdcross karena lambang itu tidak ada hubungannya dengan kelompok atau agama tertentu,”katanya. 

 

“Karena kalau mau berbicara salib kan dia kakinya panjang ke bawah, sementara redcross ini sisi kanan-kiri atas bawahnya sama.  Dan kalau kita lihat sendiri dari 174 negara yang sudah meratifikasi konfensi jenewa ada 150 yang menggunakan redcrooss, dan 33 negara yang menggunakan lambang Bulan Sabit karena mayoritas Islam. Ini masih kami bahas. Tapi yang terpenting saya berharapkan agar NGO yang selama ini sudah melakukan tugas kemanusain tetap diakui keberadaannya,” pungkasnya.(ria,mp)/foto:jayadi/iw.

BERITA TERKAIT
Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Komisi IX Minta Masyarakat Tak Panik
10-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh mengapresiasi langkah cepat Kementerian Kesehatan terkait ditemukannya virus Human...
Dukung MBG, Kurniasih: Sudah Ada Ekosistem dan Ahli Gizi yang Mendampingi
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, menyatakan dukungannya terhadap implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Nurhadi Tegaskan Perlunya Pengawasan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menegaskan komitmennya untuk mengawal pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Dukung Program MBG, Legislator Tekankan Pentingnya Keberlanjutan dan Pengawasan
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Pemerintah secara resmi meluncurkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025 di 26 provinsi. Program...